WASHINGTON - Negara-negara anggota Dana Moneter Internasional (IMF) berusaha untuk menjembatani perbedaan atas perekonomian global. Langkah ini diambil guna mengantisipasi risiko meningkatnya inflasi di negara berkembang bagi negara maju.
Salah satu tantangan anggota IMF diakuinya adalah tentang derasnya aliran dana dan spekulasi yang memicu pertumbuhan, serta tingkat inflasi negara berkembang.
"Ketika inflasi naik di pasar negara berkembang, bukan hanya masalah pasar berkembang, ini adalah inflasi global dan mungkin masalah suku bunga," ujar Menteri Keuangan Singapura Tharman Shanmugaratnam, yang memimpin steering committee IMF, dilansir Reuters, Sabtu (16/4/2011)
Pengamat keuangan di Washington berpendapat, bahaya yang ditimbulkan oleh utang pemerintah yang tinggi dan rendahnya sukuk bunga. Akibatnya, negara-negara maju akan berisiko overheating dari negara berkembang.
"Itu salah satu momen kebijakan yang paling sulit, salah satu tantangan paling rumit yang pernah saya lihat, tentu dalam hidup saya," kata kepala Organization for Economic Cooperation and Development (OEDC) Angel Gurria.
Meningkatnya fokus dalam kebijakan negara-negara maju merupakan bagian dari pergeseran di IMF untuk lebih memperhatikan kekuatan yang muncul semakin memiliki pengaruh.
Negara-negara seperti Brasil telah berjuang untuk mengatasi gelombang "uang panas" yang mendorong inflasi.
Presiden Bank Dunia Robert Zoellick memproyeksikan, kenaikan harga makanan akan menjadi ancaman terbesar bagi negara miskin di dunia.
Bank Dunia memperkirakan 10 persen kenaikan indeks harga makanan bisa mendorong 10 juta orang lebih, menjadi 44 juta, masuk ke dalam kemiskinan selama tahun ini. "Kita memiliki risiko kehilangan generasi," ujar Zoellick.
Tharman mengatakan, inflasi di negara berkembang bisa menyebar ke negara maju dan memikul defisit yang besar. Itu akan mendorong biaya pinjaman dan mengancam pemulihan dari resesi global terburuk dalam beberapa dasawarsa.
"Kami telah belajar dari pengalaman menyakitkan beberapa tahun terakhir, bahwa tidak ada yang terisolasi dan bahwa risiko di satu wilayah. Cepat mendapatkan ditransmisikan ke seluruh dunia," katanya.
Komite IMF mengatakan perekonomian global memang mengalami penguatan, tetapi juga perlu diiringi kebijakan mengantisipasi risiko yang signifikan.
sumber : http://economy.okezone.com/read/2011/04/17/213/446894/imf-antisipasi-derasnya-hot-money
Universitas Gunadarma
Sabtu, 21 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar