Universitas Gunadarma

Universitas Gunadarma

Kamis, 25 Maret 2010

Berbagi Berkah dalam Grebeg Sekaten


Berbagi Berkah dalam Grebeg Sekaten

MI/Sumaryanto Bronto

GREBEG Sekaten adalah salah satu peristiwa budaya yang sangat penting dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Arakan gunungan yang berisi berbagai macam hasil pertanian menjadi simbol berkah Sultan kepada rakyat.

Pada puncak peringatan yang telah berlangsung pada 26 Februari lalu atau disebut juga Tahun Dal cukup istimewa karena hanya terjadi setiap delapan tahun sekali. Biasanya keraton hanya menyiapkan lima gunungan, namun tahun ini mereka siapkan tujuh gunung.

Ketujuh gunung itu terdiri dari, dua Gunungan Lanang, Gunungan Putri, Gunungan Gepak, Gunungan Pawuhan, Gunungan Dharat dan Gunungan Brama/Kutug.

Gunungan pun memiliki makna filosofi tertentu. Gunungan yang berisi hasil bumi (sayur dan buah) dan jajanan (rengginang) ini merupakan simbol dari kemakmuran yang kemudian dibagikan kepada rakyat.

Khusus Gunungan Brama tidak boleh diperebutkan oleh warga masyarakat, namun harus kembali utuh ke keraton setelah diarak dan didoakan di Masjid Gedhe-Kauman-Yogyakarta untuk diperebutkan sendiri oleh Sultan, Permaisuri serta keluarga. Sedangkan untuk Gunungan Kakung akan dibawa kembali ke Pura Pakualaman.

Saat berangkat dari kraton, barisan terdepan adalah prajurit Wirabraja yang sering disebut dengan prajurit lombok abang karena pakaiannya yang khas berwarna merah-merah dan bertopi Kudhup Turi berbentuk seperti lombok.

Selepas acara arak-arakan Anda bisa berkeliling lapangan untuk melihat hiburan rakyat dengan berbagai permainannya. Ada permainan rumah hantu, molen turun naik, tong setan dan masih lagi permainan untuk dewasa maupun anak. Berbagai makanan khas yang dijual selama Sekatenan pun patut kita coba, seperti : bolang-baling, molen, jenang dan lain-lain.

Dalam budaya keraton Yogyakarta setiap tahunnya mengadakan tiga upacara grebeg, yaitu Grebeg Syawal (Idul Fitri), Grebeg Besar (Idul Adha) dan Grebeg Maulud atau sering disebut Grebeg Sekaten (Maulid Nabi Muhammad).

Dilihat dari sejarahnya, kata "grebeg" berasal dari kata "gumrebeg" yang berarti riuh, ribut, dan ramai. Tentu saja ini menggambarkan suasana grebeg yang memang ramai dan riuh. Grebeg sendiri merupakan upacara adat berupa sedekah yang dilakukan pihak kraton kepada masyarakat berupa gunungan.(*/Ol-5)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/mediatravelista/index.php/read/2010/03/25/497/2/Berbagi-Berkah-dalam-Grebeg-Sekaten

0 komentar:

Posting Komentar

 

Be The Best Blak Magik is Designed by productive dreams for smashing magazine Bloggerized by Ipiet © 2009