Universitas Gunadarma

Universitas Gunadarma

Senin, 29 Maret 2010

Fast Food Picu Ketergantungan


media_hidupsehat_headline

dailymail.co.uk

MAKANAN cepat saji atau fast food, menurut temuan peneliti, menimbulkan ketergantungan, sama seperti heroin dan tembakau.

Peneliti menemukan, kudapan berlemak dan bergula memicu 'pusat kesenangan' (area yang juga menyebabkan ketergantungan obat-obatan) sehingga membuat Anda keranjingan makanan tidak sehat.

Temuan ini, terang peneliti, bisa menjelaskan penyebab meningkatnya angka obesitas dan suksesnya outlet makanan cepat saji.

Dalam studi ini, peneliti dari Scripps Research Institute di Jupiter, Florida, mempelajari tikus yang diberi makan cheesecake, bacon dan sosis. Segera setelah percobaan berjalan, hewan-hewan ini mulai mengalami pertambahan berat badan dan menunjukkan gejala ketergantungan.

"Temuan ini menghadirkan bukti yang paling menyeluruh dan menarik bahwa ketergantungan obat-obatan dan obesitas mempunyai mekanisme neurobiologis yang sama," terang peneliti Profesor Paul Kenny, seperti dikutip situs dailymail.co.uk, Minggu (28/3).

Hewan-hewan tersebut, terang Kenny, benar-benar kehilangan kontrol terhadap kebiasaan makan. Mereka tetap makan meskipun disetrum. Setruman ini, terang Kenny, befungsi untuk melihat seberapa terdorongnya mereka mengonsumsi makanan lezat yang disediakan.

Selama percobaan, lanjut Kenny, hewan-hewan ini dihadiahi dengan stimulasi elektrik yang menyenangkan. Tikus-tikus ini bisa mengontrol jumlah stimulasi yang mereka dapatkan dengan berlari di roda.

Peneliti menemukan, hewan-hewan yang mengonsumsi junk food lari lebih jauh. Hal ini, terang Kenny, menunjukkan bahwa mereka memerlukan lebih banyak stimulasi otak untuk merasa lebih baik.

Saat tikus-tikus tersebut sedang makan makanan tinggi lemak, peneliti menyetrum kaki mereka. Tikus yang mengonsumsi diet normal dengan cepat menghindari makanan yang tidak sehat. Tapi tikus yang sebelumnya telah mengonsumsi junk food membiarkan sentruman di kaki dan tetap mengonsumsi makanan tinggi kalori tersebut.

Diet bernutrisi

Selain itu, menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Neuroscience ini, tikus-tikus tersebut mencari makanan yang paling buruk."Saat junk food ditarik dan diganti dengan diet bernutrisi, mereka bahkan menolak untuk makan," terang Kenny.

Makanan cepat saji, menurut peneliti, mengubah keseimbangan zat kimia di 'area otak yang berkaitan dengan 'reward circuit' di otak. Area ini berfungi mengatur zat kimia dopamine yang menimbulkan perasaan nyaman. Perubahan yang sama juga terjadi di otak tikus yang diberikan kokain atau heroin, yang diyakini berperan memicu ketergantungan obat. (IK/OL-08)

sumber : http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2010/3/30/2333/2/media_hidupsehat_headline

0 komentar:

Posting Komentar

 

Be The Best Blak Magik is Designed by productive dreams for smashing magazine Bloggerized by Ipiet © 2009