Dalam penelitian 99 orang responden diminta duduk di depan layar komputer dan mempelajari tata letak (lay out) sebuah tempat berbentuk labirin berbentuk tiga dimensi. Mereka diminta mencari rute untuk kembali ke titik awal. Sementara itu secara berkala ditampilkan gambar pohon secara acak.
Ternyata, para responden yang mengambil jeda untuk tidur siang dan bermimpi tentang tugas tata letak tadi memiliki performa yang lebih baik dibanding mereka yang tidak tidur siang atau tidak bermimpi. Bentuk mimpi yang dilaporkan tidak harus berupa gambar tata letak tapi juga sekadar musik dari gambar-gambar tersebut.
Para peneliti menyimpulkan, sebuah mimpi adalah tanda bahwa otak bekerja pada level yang sama dalam kehidupan nyata. "Mimpi merupakan bentuk bahwa otak mencari asosiasi dari proses memori yang bisa dipakai di masa depan," kata Robert Stickgold, PhD, dari Center for Sleep and Cognition dari Harvard Medical School.
Ditambahkan, bukan mimpi yang membuat daya ingat lebih baik, tapi mimpi adalah tanda bahwa bagian bawah sadar otak bekerja keras untuk mengingat. Dengan kata lain, mimpi adalah efek samping dari proses memori.
Para peneliti meyakini, sebaiknya belajar dengan keras dilakukan sebelum tidur atau mencari jeda untuk tidur siang disela periode waktu belajar.
Sumber : ttp://kesehatan.kompas.com/read/2010/04/24/0735244/Mau.Ujian.Tidur.Siang.Saja.Dulu.
0 komentar:
Posting Komentar