Universitas Gunadarma

Universitas Gunadarma

Jumat, 09 April 2010

Menghadapi Lingkungan Kerja dengan Tetap Berpikir Positif


APA Anda memiliki rekan kerja yang tidak bisa diajak kerja sama? Atau atasan yang menyebalkan? Atau apa Anda merasa seolah-olah dikepung oleh banyak aura negatif? Anda mungkin saja merasa tersiksa,tapi selalu ada cara untuk tetap merasa tenang di tempat yang buruk sekalipun.

Kalimat bijak mengatakan bahwa seseorang tak mungkin mengontrol pendapat dan lingkungan sekitarnya, namun dia bisa mengontrol bagaimana respon dan cara berpikirnya terhadap pendapat dan lingkungan tersebut. Hal yang sama bisa diterapkan dalam lingkungan kerja.Menurut ahli komunikasi Sarita Maybin, kekurangan akan selalu ada di lingkungan kerja manapun juga.

Yang paling penting ialah bagaimana kita mengontrol perasaan dan respon terhadap lingkungan yang buruk tersebut. Sarita Maybin, yang sering mengisi seminar tentang cara berpikir positif, mengaku sering kali ditanya oleh pesertanya tentang bagaimana bertahan untuk tetap berpikir positif di tengah lingkungan kerja yang negatif. Bagi Sarita, ini adalah pertanyaan penting. ”Saya tahu ini sering terjadi. Karenanya, saya menyiapkan jawaban yang sebut sebagai 3P,”jelas Sarita,seperti dikutip dari womensmedia. com.

Rumus 3P didapat Sarita berdasarkan studi yang dilakukan oleh Dr Martin Seligman yang mencoba merumuskan hal-hal apa saja yang membuat orang tetap berpikir positif di tengah lingkungan yang negatif dan orang yang selalu berpikir negatif walaupun berada di lingkungan yang positif. P yang pertama,menurut Sarita, kita harus bertanya pada diri sendiri, apakah perlakuan negatif yang kita terima bersifat ”personal” atau pribadi.

Sering kali saat atasan memarahi kita atau rekan kerja yang cemberut walaupun kita tersenyum kepadanya, sebenarnya respon tersebut tidak sepenuhnya ditujukan kepada kita. ”Mungkin saja dia memang sedang memiliki hari yang buruk.Jadi, kita tidak perlu selalu berpikir negatif dan menganggap bahwa mereka tidak suka dengan kita.Lagi pula, sebenarnya seseorang tak selalu memikirkan orang lain sebegitu sering seperti yang kita duga,” ungkap Sarita.

Selanjutnya,apakah perlakuan tersebut bersifat ”permanen”? Cobalah perhatikan apakah sifat negatif yang kita terima sifatnya permanen? Apakah rekan kerja selalu cemberut terhadap kita semenjak kita mengenalnya? Apakah hanya Anda yang dicemberuti atau orang lain juga diperlakukan hal yang sama.

Dari analisis ini,kita bisa memilih jalan pikiran yang positif agar hidup lebih menyenangkan. Terakhir, jangan terlalu mengingat hal kecil yang sebenarnya tidak terlalu berpengaruh terhadap gambaran keseluruhan (big picture) kita terhadap seseorang.Tidak ada orang yang sempurna, jadi jangan langsung berpikir negatif setiap kali menemukan cela seseorang. Menghambat pikiran negatif Tak hanya berpikir dan bersikap positif terhadap perilaku seseorang, kita juga harus berlaku hal yang sama terhadap situasi yang buruk atau negatif. Jika kondisi tersebut menyerang kita, siapkan rencana lain untuk menghindari pikiran negatif.

Sarita mencontohkan soal kondisi perusahaan tempatnya bekerja yang terkena resesi dan hampir bangkrut. Dibanding mengeluh atau merasa depresi, dia langsung bertindak cepat dengan mencoba bekerja paruh waktu di sebuah perusahaan kosmetik. Meski ada rekan kerja yang mengejeknya, Sarita tak peduli. Dia merasa melakukan hal tersebut untuk mencegah rasa putus asa dan perasaan negatif yang mungkin muncul dengan keadaan perusahaan tempatnya bekerja yang makin memburuk.

”Dengan memiliki rencana lain, kita akan merasa memiliki pilihan. Jika Anda perhatikan, orang-orang yang berpikir negatif adalah mereka yang merasa tidak punya pilihan dan tidak tahu mau ke mana.Mereka merasa stuckdi situ,”tegas Sarita. Jadi, setiap ada kondisi buruk menimpa kita,segera cari pengalaman baru yang bisa menimbulkan pikiran dan perasaan positif. Tak ada yang salah dengan orang yang mencintai pekerjaannya. Mencintai pekerjaan justru akan membuat kerja kita menghasilkan sesuatu yang luar biasa.

Namun, jangan sampai pekerjaan merenggut semua sisi kehidupan kita.Berikan waktu dengan kegiatan lain seperti melakukan hobi, berkumpul dengan keluarga atau teman-teman,atau kegiatan lain di luar pekerjaan. ”Penelitian sudah membuktikan bahwa seseorang yang memiliki kehidupan yang seimbang antara karier dan keluarga atau hobi, akan lebih memiliki pikiran yang positif. Karena saat satu sisi kehidupan mereka tidak berjalan dengan baik,dia bisa menemukan keseimbangan lainnya, rasa percaya diri,harga diri,dan kesenangan dari sisi kehidupannya yang lain,” jelas Sarita panjang lebar.

Jangan biarkan urusan pekerjaan menguasai hidup kita.Karena akan sangat menyedihkan jika di setiap saat dan setiap waktu,pikiran kita selalu tertuju pada pekerjaan. ”Jadi, setiap ada hal negatif di tempat kerja atau di mana pun juga, timbulkan perasaan positif tersebut agar Anda tidak menjadi orang yang mudah putus asa,”tegas Sarita.(herita endriana)


Sumber : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/316328/

0 komentar:

Posting Komentar

 

Be The Best Blak Magik is Designed by productive dreams for smashing magazine Bloggerized by Ipiet © 2009