Universitas Gunadarma

Universitas Gunadarma

Minggu, 18 April 2010

Tersedak Bisa Berujung Kematian Cegah dengan Keterampilan Bantuan Hidup Dasar


Kecelakaan bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, tak terkecuali di rumah, yang dianggap tempat relatif aman. Korbannya bisa dewasa atau anak-anak. Kecelakaan se-"sederhana" apa pun bisa berujung kematian jika pertolongan pertama tidak segera dilakukan?

Ny Mulyati (57) kehilangan nyawa ketika sedang memasak di dapur rumahnya. Itu terjadi ketika dia mencuci sayuran sambil menunggu makanan yang digorengnya matang. Mulyati memakai kompor yang diletakkan di lantai dapur.

Begitu meletakkan bokongnya di dingklik (bangku kecil), Mulyati terpeleset hingga jatuh terduduk. Dia tak sadarkan diri. Anggota rumahnya bergegas menolongnya. Namun, tak satu pun dari mereka tahu cara melakukan pertolongan pertama.

Mulyati baru ditolong oleh paramedis yang datang mengendarai ambulans. Sesampainya di rumah sakit ibu rumah tangga itu dinyatakan telah meninggal.

Terlepas soal takdir, kematian bisa dicegah dengan memberikan pertolongan pertama setelah terjadi kecelakaan. Waktu berjalan sangat cepat. Tidak ada peluang selamat jika bantuan hidup dasar terlambat datang lebih dari 10 menit (Resuscitation Rules, BMJ, 1999), dan ‘waktu emas’ hanya empat menit saja.

“Kenapa hanya empat menit? Karena otak bertahan tanpa oksigen sekitar empat menit saja. Sehingga sebelum ke rumah sakit kita lakukan bantuan hidup dasar,” kata Bondi Sinaga, Internasional SOS Trainer saat berbicara dalam seminar “Tanggap Darurat Pada Anak” di FX Lifestyle, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Beberapa kecelakaan bagi orang dewasa yang bisa berujung maut di antaranya stroke, terjatuh karena darah tinggi, dan kesetrum. Sementara kecelakaan kecil bagi bayi dan anak, yang berakhir kematian di antaranya tersedak dan tenggelam.

Jangan Panik

Ketika menemui seseorang dalam keadaan tak sadar, hal pertama yang harus kita dilakukan adalah jangan panik.

“Di rumah sudah disiapkan nomor telepon mana saja yang bisa dihubungi secara cepat. Dan itu sudah menjadi suatu sistem. Sehingga siapa pun yang menghuni rumah sudah tahu dimana mencari nomor telepon penting. Misalnya, nomor telepon rumah sakit terdekat,” kata Bondi.

Yang utama, sementara orang lain menelepon ambulans, kita bisa melakukan pertolongan pertama. Ambulans tetap harus didatangkan agar penanganan bisa dilanjutkan, dan nyawa bisa diselamatkan.

Bondi menyampaikan, ketika mendapati seseorang tak sadarkan diri, segeralah cek apakah ada respons dan tingkat kesadarannya. Caranya, tepuk tubuh korban dan panggil namanya atau tanyakan kondisinya dengan suara keras. Jika tidak ada respons, berarti tidak sadar, maka segera lah panggil bantuan.

DR ABC

Sebelum ambulans datang, perlu langkah-langkah bantuan hidup dasar awal atau dikenal dengan DR ABC, yakni pastikan penolong dan korban aman (D=danger). Lalu memeriksa kesadaran korban (R=response), buka jalan napas (A=airway), periksa napas (B=breathing), dan kompresi dada (C=circulation). Membuka jalan nafas dengan cara tengadahkan (posisi dagu ke atas, kepala diluruskan atau head tilt chin lift).

Pada bayi atau anak yang tidak sadar, lidah dapat menyumbat jalan napas. Oleh karena itu, periksa apakah ada benda atau sesuatu yang menyumbat pernapasan. Cukup dengan melihatnya, jangan memasukkan jari ke mulut terlalu dalam.

Lalu perhatikan pernapasan korban dengan cara melihat, mendengar, dan merasakan. Dekatkan kepala kita ke bagian dada dan kepala korban. Rasakan udara yang keluar dari hidung.

Jika tidak ada pernapasan berarti harus segera dilakukan RJP (resuscitation jantung dan paru), yakni 30 kali pompa di bagian dada (bagian tengah dada yang sejajar dengan puting) lalu beri dua kali napas buatan.

Perhatikan keefektifan bantuan napas, misalnya, dada naik saat diberi napas buatan. Jika dada tidak naik saat diberi napas buatan, perbaiki posisi kepala, lalu coba beri napas buatan lagi.

Menurut Bondi, setiap orang, khususnya kaum ibu, harus bisa melakukan pertolongan pertama, khususnya memberikan bantuan hidup dasar awal pada kecelakaan yang berakibat fatal.

Penanganan itu, menurut panduan American Heart Association, tergantung dari usia seseorang. Seseorang tergolong bayi adalah jika seseorang berusia di bawah satu tahun dan anak-anak berusia 1-8 tahun. Penanganan orang dewasa jika anak sudah berusia di atas 8 tahun.

Itu sebabnya, seorang ibu sudah harus bisa melengkapi keterampilan bantuan hidup dasar awal untuk menghindari adanya anggota keluarga yang terengut nyawanya karena kecelakaan kecil.

Seperti dikatakan Nia Umar, Wakil Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) yang menyelenggarakan seminar “Tanggap Darurat Pada Anak”, di mana ibu-ibu tidak hanya memiliki keterampilan memberikan ASI yang baik tapi juga menghadapi kecelakaan kecil yang terjadi di rumah agar tak sampai menyebabkan kejadian fatal terhadap satu anggota keluarga. Sudahkah Anda siap? (Lilis Setyaningsih)

Cara melakukan kompresi dada yang baik:

Tekan kuat: tekan dengan kekuatan yang cukup untuk memberikan penekanan pada dada kira-kira sepertiga sampai setengah tebal dada.

Tekan cepat : kira-kira 100 kompresi per menit

Untuk setiap akhir penekanan biarkan dada kembali mengembang

Hindari terlalu banyak interupsi sewaktu melakukan kompresi dada.

Sumber : http://www.wartakota.co.id/detil/berita/22587/Tersedak-Bisa-Berujung-Kematian

0 komentar:

Posting Komentar

 

Be The Best Blak Magik is Designed by productive dreams for smashing magazine Bloggerized by Ipiet © 2009