Universitas Gunadarma

Universitas Gunadarma

Senin, 12 April 2010

Pilih Air Minum yang Sehat



Tahukah Anda, ternyata air minum yang diambil dari sumber air tanah dengan kedalaman sekitar 10-15 meter tak aman untuk dikonsumsi. Biarpun sudah direbus dan dididihkan hingga 100 derajat. Tak hanya kandungan bakteri yang membuat air tanah dangkal ini berbahaya, melainkan juga pencemaran nitrat yang antara lain berasal dari tinja kita. Wah !

Penelitian yang dilakukan di hampir semua perkotaan di Indonesia, air dangkal sudah tercemar nitrat. Zat ini sulit dihilangkan, harus diolah dengan proses yang rumit dan makan biaya banyak," ujar Heru Hendrayana, pakar hidrogeologi dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, saat berbicara kepada wartawan, Rabu (13/1).

Suka atau tidak suka ini kenyataan yang harus kita hadapi. Pengelolaan lingkungan yang ceroboh telah membuat air tanah dangkal mengalami pencemaran parah. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan pasokan air minum yang sehat? Bagaimana dengan air ledeng produksi perusahaan air minum (PAM), amankah dikonsumsi?

Air ledeng dari PAM tetap harus dimasak terlebih dulu sebelum bisa dikonsumsi secara aman. Pasalnya, dalam proses distribusi melalui pipa-pipa tak urung terjadi pencemaran yang menyebabkan kualitas air menurun. Hanya masalahnya, cakupan layanan air ledeng PAM masih relatif rendah. Di Jakarta saja, dua operator penyedia air bersih mitra PAM Jaya baru bisa melayani sekitar 50 persen kebutuhan warga.

Maka, tak ada jalan lain kecuali mencari alternatif sumber air minum lain yang dianggap sehat. Di antara pilihan yang tidak terlalu banyak itu, masyarakat perkotaan menjadi sangat tergantung pada ketersediaan air kemasan. Namun ini pun harus diperhatikan betul dari mana sumber air yang digunakan sebagai bahan baku air kemasan itu, juga metode pengolahannya.

Menurut Heru, sumber air terbaik di dunia saat ini masih berasal dari air tanah di kawasan pegunungan vulkanik. Lapisan batuan di kawasan pegunungan itu memungkinkan air hujan yang meresap ke tanah mendapat tambahan berbagai mineral alam yang sangat dibutuhkan bagi kesehatan.

"Air tanah yang berasal dari kedalaman lebih dari 40 meter juga relatif baik. Karena air tanah ini tidak terpengaruh lagi oleh siklus hidrologi. Jadi mau musim kemarau atau musim hujan, kualitasnya tetap baik," ujar Heru.

Delapan gelas

Nah, setelah tahu bagaimana memilih air minum yang baik, perlu juga kita mengetahui mengenai jumlah asupan yang dibutuhkan agar tubuh tetap sehat. Ini penting, karena kekurangan cairan akan membuat berbagai fungsi organ terganggu.

Prof Dr Ir Hardinsyah, ahli gizi dan pangan dari Institut Pertanian Bogor, mengungkapkan bahwa kekurangan cairan tubuh sekitar 2 persen dari berat tubuh saja bisa menurunkan kerja otak dan mengakibatkan menurunnya daya konsentrasi. Dalam jumlah yang lebih besar, kekurangan cairan bahkan dapat berakibat fatal.

"Jumlah minimal asupan air itu sekitar 2 liter atau delapan gelas sehari. Namun idealnya antara 2,5 sampai 3 liter, tergantung aktivitas setiap orang," ujar Hardinsyah dalam satu seminar di Jakarta beberapa waktu lalu.

Asupan cairan untuk tubuh itu tentu tak harus selalu berasal dari air putih, namun juga bisa dari minuman lain, seperti teh, kopi, sari buah, kuah sayuran, dan lain-lain.

Cara terbaik memenuhi kebutuhan cairan tubuh adalah dengan tidak menunggu minum saat merasa haus. Minumlah satu gelas air setiap satu jam jika Anda berada di dalam ruangan berpendingin udara, atau setiap setengah jam jika Anda berada di udara terbuka.

"Karena ketika kita merasa haus, sebenarnya itu tanda bahwa tubuh kita sebenarnya sudah mengalami dehidrasi (kekurangan cairan–Red) tingkat ringan. Tapi, kebanyakan orang tidak seperti itu," ujar Hardinsyah.

Pada survei yang dilakukan di enam kota Indonesia tahun lalu, ditemukan fakta mengejutkan. Ternyata dari responden yang diteliti air seninya, sebanyak 46,1 persen mengalami dehidrasi ringan. Hal itu merata terjadi, baik pada penduduk di kawasan dataran rendah maupun dataran tinggi.

"Sebagian besar karena mereka tidak mengetahui kebutuhan air minum hariannya, dan yang lainnya karena mereka tidak mengenali tanda-tanda dehidrasi itu seperti apa," tutur Hardinsyah.

Dampak dehidrasi, sayangnya, tak hanya muncul dalam jangka pendek, seperti pusing atau menurunnya daya konsentrasi, namun juga berdampak dalam jangka panjang. Menurut Dr Parlindungan Siregar, dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan ginjal hipertensi dari Departemen Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo mengungkapkan, tubuh yang selalu mengalami dehidrasi berisiko mengalami infeksi saluran kemih dan batu ginjal.

"Dan ini banyak terjadi pada pria, terutama mereka yang memang memiliki bakat batu ginjal," ujar Parlindungan.

Nah, Anda tentu tak ingin mengalami berbagai gangguan kesehatan seperti itu hanya karena malas minum air kan? So, tunggu apa lagi, minum air sekarang! (Ika Chandra V)

Sumber : http://wartakota.co.id/detil/berita/19987/Pilih-Air-Minum-yang-Sehat

0 komentar:

Posting Komentar

 

Be The Best Blak Magik is Designed by productive dreams for smashing magazine Bloggerized by Ipiet © 2009